OPINI. BELAJAR SEPANJANG HARI, MANFAAT ATAU MUDARAT?

Sejak beberapa tahun terakhir, sistem pendidikan full day school atau sekolah sepanjang hari semakin populer di beberapa negara, termasuk di Indonesia.

Meskipun begitu, masih banyak orang yang belum tahu apa yang dimaksud dengan sistem sekolah ini.

Full day school adalah sistem pendidikan di mana siswa menghabiskan waktu lebih lama di sekolah, biasanya hingga sore atau malam hari, dibandingkan dengan sistem sekolah tradisional yang hanya berlangsung setengah hari. 

Nah ini juga yang dilaksanakan di sekolah kita, SMAN 1 Way Serdang.

Alih-alih memberikan manfaat positif, ternyata pelaksanaan pembelajaran sepanjang hari justru menimbulkan berbagai polemik. Tujuan awal pelaksanaan pembelajaran ini sebenarnya bagus sih, antara lain  agar  siswa bisa mempelajari materi lebih detail dan mendalam (kan waktu di sekolah lama, bisa sampai 8 jam lho), memudahkan pengawasan anak-anak (kan anak-anak berada di lingkungan sekolah yang otomatis diawasi oleh gurunya),  memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengembangakan bakat dan minatnya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan seabrek manfaat yang digadang-gadang akan menjadi salah satu solusi mengatasi permasalahan Pendidikan di Indonesia.

Nggak usah jauh-jauh harus berselancar ke negara api, Wakanda  atau Konoha, cukuplah belajar di negeri sendiri, ternyata pelaksanaan pembelajaran sepanjang hari ini tidak cukup efektif pelaksanaanya. Kenapa  begitu?

Kenyataan di lapangan (kok di lapangan sih, nggak disekolah ya?) manfaat tadi  tinggal omdo, alias omong doang. Manfaatnya nggak ketemu, tapi mudaratnya yang dirasakan.  Anak lho tidak sepenuhnya sepanjang hari di sekolah itu murni belajar. Emang bener sih di jam-jam pagi pembelajaran itu masih oke dan menyenangkan, anak-anak masih semangat dan antusias, tapi lepas dari jam 12, atau sehabis sholat dzuhur  apa yang terjadi? Pemandangan yang sangat umum terjadi, anak-anak mengalami kelelahan, anak-anak mengantuk, dan anak-anak sudah tidak ada minat belajar lagi. Dengan kondisi seperti ini jangankan belajar, membuat mereka tetap anteng dikelas aja sudah luar biasa. Di kondisi seperti ini mental dan emosional mereka itu menjadi terganggu, anak cenderung ogah-ogahan belajar, bawaannya ngantuk, dan sedikit senggol aja bisa membuat mereka marah. Jadi nggak bisa disalahkan ya, pada saat pembelajaran anak-anak tertidur pulas. Kira-kira sepulang  sekolah mereka masih tertarik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler nggak ya?

Itu, kondisi siswa ya  gaiiiisss, lantas bagaimana dengan gurunya ya kira-kira? Kalian taulah  apa jawabannya.