- By Triwiek Yulinawati
- 01 Oct 2024
- 148
OPINI. BELAJAR SEPANJANG HARI, MANFAAT ATAU MUDARAT?
Sejak
beberapa tahun terakhir, sistem pendidikan full day school atau
sekolah sepanjang hari semakin populer di beberapa negara, termasuk di
Indonesia.
Meskipun
begitu, masih banyak orang yang belum tahu apa yang dimaksud dengan sistem
sekolah ini.
Full
day school adalah sistem
pendidikan di mana siswa menghabiskan waktu lebih lama di sekolah, biasanya
hingga sore atau malam hari, dibandingkan dengan sistem sekolah tradisional
yang hanya berlangsung setengah hari.
Nah
ini juga yang dilaksanakan di sekolah kita, SMAN 1 Way Serdang.
Alih-alih
memberikan manfaat positif, ternyata pelaksanaan pembelajaran sepanjang hari
justru menimbulkan berbagai polemik. Tujuan awal pelaksanaan pembelajaran ini
sebenarnya bagus sih, antara lain
agar siswa bisa mempelajari
materi lebih detail dan mendalam (kan waktu di sekolah lama, bisa sampai 8 jam
lho), memudahkan pengawasan anak-anak (kan anak-anak berada di lingkungan
sekolah yang otomatis diawasi oleh gurunya),
memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengembangakan bakat dan
minatnya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan seabrek manfaat yang
digadang-gadang akan menjadi salah satu solusi mengatasi permasalahan
Pendidikan di Indonesia.
Nggak
usah jauh-jauh harus berselancar ke negara api, Wakanda atau Konoha, cukuplah belajar di negeri
sendiri, ternyata pelaksanaan pembelajaran sepanjang hari ini tidak cukup
efektif pelaksanaanya. Kenapa begitu?
Kenyataan
di lapangan (kok di lapangan sih, nggak disekolah ya?) manfaat tadi tinggal omdo, alias omong doang. Manfaatnya
nggak ketemu, tapi mudaratnya yang dirasakan.
Anak lho tidak sepenuhnya sepanjang hari di sekolah itu murni belajar.
Emang bener sih di jam-jam pagi pembelajaran itu masih oke dan menyenangkan,
anak-anak masih semangat dan antusias, tapi lepas dari jam 12, atau sehabis
sholat dzuhur apa yang terjadi?
Pemandangan yang sangat umum terjadi, anak-anak mengalami kelelahan, anak-anak
mengantuk, dan anak-anak sudah tidak ada minat belajar lagi. Dengan kondisi
seperti ini jangankan belajar, membuat mereka tetap anteng dikelas aja sudah
luar biasa. Di kondisi seperti ini mental dan emosional mereka itu menjadi
terganggu, anak cenderung ogah-ogahan belajar, bawaannya ngantuk, dan sedikit
senggol aja bisa membuat mereka marah. Jadi nggak bisa disalahkan ya, pada saat
pembelajaran anak-anak tertidur pulas. Kira-kira sepulang sekolah mereka masih tertarik mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler nggak ya?
Itu,
kondisi siswa ya gaiiiisss, lantas
bagaimana dengan gurunya ya kira-kira? Kalian taulah apa jawabannya.